Entah Apa Ini
POSTED ON: Samstag, 29. November 2014 @ 23:43 | 0 chocomments
Dih, kapan terakhir kali aku menuliskan sesuatu di sini. Mungkin jika diibaratkan rumah, bisa-bisa blog ini sudah penuh debu.Hahaha, ngawur aja sih.
Oke, mungkin ini tempat pelarian terakhirku, buat ngeluarin semua yang aku rasakan, tanpa ada yang ganggu gugat sedikitpun. Ya kali mungkin ada yang ngerasa disindir, atau lagi diomongin di blog ini, maaf maaf aja.
Tapi memang itu sih tujuannya. Syukur deh kalo ngerasa.
Lanjut saja ya... aku... lelah. Aku capek, aku sakit, aku galau, aku... apapun yang negatif. Kok bisa? Jelas saja.
Well gini ya, gimana sih rasanya, kalo pacar sendiri suka--oh bukan, mungkin cinta, ke orang lain? Walaupun dia juga--sekarang--yah, seenggaknya itu yang dia katakan sendiri--sedang menghindar dari orang yang dia cintai itu.
Tapi kok lucu ya... kalau dia cinta ke orang lain, lalu kamu--sebagai pacarnya--dianggap apa? Masih berharap kalau dia masih cinta ke kamu? Bukannya udah jelas kalau dia lagi jatuh cinta ke orang lain?
Tapi lucunya, kamu, masih keukeuh mempertahankan hubungan kalian. Padahal mungkin hatimu sendiri udah hancur, pecah, dan entah pecahannya hilang ke mana. Dan kamu masih meyakinkan dirimu sendiri kalau pacarmu masih cinta ke kamu.
Cinta memang bikin goblok orang ya.
Iya goblok, dan aku sendiri orang yang goblok itu.
Jadi, sebenarnya aku ini cuma status atau gimana? Hahaha, aku jadi iri ke orang yang kamu cintai itu. Selain kamu cinta ke dia, tapi juga benci dia, di waktu yang bersamaan.
Spesial sekali.
Seberapa besar cintamu ke dia sih, sampai-sampai, bahkan, kamu benci dia tapi kamu juga cinta dia?
Cuma kamu yang tahu.
Aku gak suka, perasaan yang seharusnya buatku malah dibagi ke orang lain. Padahal kamu sendiri juga udah jadi milikku kan?
Dan kamu sendiri gak suka kalau aku dekat-dekat dengan temanku---ah, orang yang dulu pernah aku suka---tapi dia sahabatku, dan sekarang apa? Sikap temanku itu jadi dingin terhadapku. Karena apa? Dia gak mau jadi pengganggu di antara kita. Dia menghormati kamu sebagai pacarku dan memilih menjauh.
Wajar bukan kalau aku menuntut hal yang sama? Hanya menjauhi orang yang kamu suka itu kok, demi aku, demi kita, demi hubungan ini.
Kalau saja kamu gak pernah ketemu sama dia.
Kalau saja kamu gak pernah... mungkin kita gak akan begini. Hubungan kita gak akan merenggang begini.
Kamu bilang, kamu bakalan melindungiku walaupun kamu terluka... padahal apa? Bukannya sebaliknya? Sekarang siapa yang terluka? Siapa yang selalu sakit hati? Siapa yang sekarang jadi bayangan? Siapa yang sekarang terpaksa harus terbagi cintanya yang seharusnya untuk dirinya sendiri ke orang lain?
Aku.
Heh... lucu.
Aku jauh sih ya... dilihat langsung saja gak bisa, boro-boro mau disentuh. Ya kan, kalo dia mah tiap hari juga ketemu. Puas dong.
Hng... ya sudah lah... masih banyak sebenarnya yang mau kutuliskan di sini. Sayangnya, dipikir saja sudah bikin hati sakit lagi. Aku harus gimana sih sekarang...